Detak detik waktu terus berlalu By: Ervita
Detak degap jantung terus memacu
Tiada kata berkata
Mengundang tetes air mata cinta
Gemerintik rintik hujan terus berjatuhan
Menemani
hati dalam kebisuan
Seribu
satu bahasa, diam
Seribu satu jiwa, kelam
Akankah
kan selamanya
bisu?
Selalu
lidah kelu?
Andai
engkau tahu
Bagai
rembulan hatimu tercermin di relung jiwaku
Dan
izinkanku menjadi bintang
Kemudian biarkanku bersanding denganmu
Bertahta menyatukan cinta di angkasa
Pun
bila harus mati terbunuh pagi
Tak
berarti bintang telah mati
Tersebab dia telah berhasil meraih mimpi
Bersanding dengan rembulan yang ia kagumi
Namun cahaya bintang tidaklah sampai pada rembulan
Tiada kekuatan pada bintang
Tuk memancarkan cahayanya menemani cahaya rembulan
Ia redup terbunuh malu . . .
“Kebisuan Cinta”
Untuk jiwa-jiwa yang tak mampu ungkapkan
Cinta
0 komentar:
Posting Komentar