Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

“Pengabdian untuk negeriku tak ku kenal harga”

       Seperti yang telah dikatakan oleh pepatah guru bagaikan cahaya dalam kegelapan, penerang jalan bagi semua orang dengan ilmunya...
      Dibayangkan saja seandainya kehidupan ini tanpa jasa seorang guru, tentunya kita tidak pernah mengenal baca tulis, tak pernah mengenal indahnya bagaimana rasanya menulis serangkaian kata-kata, sulitnya rasanya belajar dan suka dukannya orang menuntut ilmu. Tugas seorang guru begitu mulia di mata semua orang, begitu juga di mata sang pencipta. Tugas guru tidak semudah yang kita lihat, kerja pagi pulang siang. Tugas guru begitu berat harus berjuang demi mencerdaskan bangsa, memperbaiki moral, dan memajukan pendidikan dari tahun ketahun, lalu bagaimana dengan imbalan yang seharunya pantas ia terima?... Mungkin banyak dari kalangan tertentu yang mau bekerja asal dengan adanya uang, pekerjaan-pekerjaan lain selalu mengimbangi antara kerja keras mereka dengan hasil yang ia dapatkan, tapi hal ini berbeda dengan pekerjaan sebagai guru, pengabdiannya pada negeri ini, pada bumi pertiwi tak pernah mematok harga, salah satu alasan seorang guru adalah ingin memanfaatkan ilmunya demi bangsa ini berubah menjadi lebih baik, bahkan sebagai guru honorer pun ia jalani, tidak pernah perduli berapa hasil atau gaji yang ia dapatkan, mungkin jika dilogika hasil ini tidak pernah cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarga bahkan untuk mencukupi kebutuhan di sendiripun tak pernah cukup.
   Sebagai Guru honorer pengabdiannya untuk mengajar secara ikhlas, sepenuh hati tentu membutuhkan mental dan jiwa yang kuat, rasa yang tak pernah mengeluh, tak pernah putus asa, bahkah rasa keyakinan yang amat dalam bahwa semua ini akan mempunyai akhir yang baik. Pekerjaan sebagai guru honorer memang membutuhkan kesabaran dan keikhlasan sepenuh hati, karena di tengah-tengah semua itu pasti banyak godaan yang tentukan dapat merubah pola fikir sebuah seseorang. Jika pekerjaan seorang guru honorer itu muda pasti semua orang bisa melakukannya. Hanya beberapa orang yang benar-benar mau dan perduli kepada pendidikan lah yang mampu melakukannnya. Sebagai guru honorer yang sudah bertahun-tahun dijalani. Mungkin pada jaman modern seperti sekarang ini honor yang didapatkan tidak pernah seimbang dengan pekerjaan yang dijalaninya setiap hari. Tapi semua itu dilakukan guru honorer demi memperbaiki pendidikan, memperbaiki moral bangsa yang sudah mulai amburadul, demi cintanya seorang guru honorer terhadap bumi pertiwi tercinta ini.
      Dia ku maksud (Edi Saputra, 34 th) adalah seorang guru honorer yang mengajar di sebuah SD di desa terpencil yang jauh akan keramaian kota, sekolah dengan fasilitas yang sangat mini, siswa yang hanya beberapa gelintir, tak selayaknya sekolah dasar lainnya yang mungkin serba fasilitas. Sempat beberapa waktu lalu yang membinggungkan adalah ketika pergantian kurikulum dengan diterapakannnya kurikulum baru 2013 membuatnya sedikit kesusahan, “Dengan fasilitas yang seadannya ini bagaimana jika aku tidak maksimal dalam mengajarkan materi kepada anak didikku? ” itu lah yang terlintas di pikirannya. Sekolah yang tidak mengenal apa itu LCD, tidak mengenal apa itu mata pelajaran Tik. Saat ini dia mengajar di daerah terpencil dimana dia harus menghabiskan waktu kurang lebih 1 jam setengah dari rumah menuju sekolahnya, aktivitas ini sudah dia jalani selama 10 tahun, tapi dia tetap bangga menjadi dirinya sendiri, yang bisa memberikan warna yang berbeda dari pengetahuan dan lingkungan anak-anak didiknya tinggal, dia harus melewati gunung dan batuan terjal untuk sampai di sekolahnya, belum apabila musim hujan tiba longsor pasti menutup rute jalan menuju sekolahnya, itu lah yang paling menyedihkan untuk dia alami, sungguh benar-benar perjuangan guru honorer yang sejati. Ketika dia sampai di depan gerbang sekolah anak-anak didiknya sudah tersenyum menyambut gurunya, hal itulah yang menjadi sebuah alasan mengapa dia betah dan krasan untuk mengajar disni, anak-anak didiknya yang selalu merindukan kedatangannya, anak-anak didi yang tak sabar ingin menimba ilmu dari guru tercinta, ucapnya “aku merasa senang karena aku bisa berbagi ilmu dengan mereka yang membutuhkan ku, mulai dari hal yang terkecil, tersepele mereka selalu bertanya kepadaku, betapa polos nya anak-anak didikku”, seperti di sekolahan lainya dia mengajar sampai jam 12 siang, sebenarnya dia ingin membentuk karakter spiritual yang lebih untuk anak-anak didiknya namun sayangnya sekolah mereka tidak mempunyai mushola, “ingi aku tertibkan untuk murid-muridku betapa pentingnya shoalat lima waktu dan betapa berkahnya sholat sunah apabila kita mau mengerjakannya” ujar guru honorer tersebut. Selesai pulang mengajar hal yang biasa dia lakukan adalah mencari pakan untuk ternak-ternaknya, tanggung jawabnya sebagai kepala keluarga tidak bisa dipungkiri dia harus memenuhi kebutuhan tersebut entah bagaimanapun caranya dengan cara yang halal karena gaji sebagai guru honorer tak pernah bisa mencukupi kebutuhan keluarganya, jangankan untuk keluarga untuk diri sendiri pun tak ada cukupnya, Disela-sela kesibukannya dan rutinitasnya sehari hari, setiap malam dia selalu datang ke mushola yang dekat dengan rumahnya, tujuannya dimushola memang pertama adalah untuk menjalankan kewajiban sholat lima waktu tapi ada tujuan lainnya yang ia harus kerjakan yaitu untuk mengajarkan kepada anak-anak yang tinggal didekat rumahnya tentang PR masing-masing. Meskipun mereka bukan anak didiknya di sekolah tapi bagi dia mereka bagian dari hidupnya demi kebaktiannya pada ibu pertiwi dan pengabdiannya untuk negeri tercinta ini.
     Dengan harapan untuk kedepan adalah agar generasi bangsa ini semakin berubah menjadi lebih baik lagi, berharap anak didik yang ia ajar di daerah yang terpencil tersebut mereka bisa sejajar dengan anak- anak dikota yang hidup penuh fasilitas, dan berharap agar anak-anak yang jauh mendapatkan fasilitas yang lebih layak mereka bisa belajar lebih sunggung-sungguh lagi dan tau akan keadilan, norma, hukum yang berlaku,sungguh di sayangkan apabila mereka mendapat fasilitas dengan segala model tapi hanya belajar asal-asalan.. Berharap semoga generasi kedepan bisa membangun negeri ini, di isi dengan semangat nasionalisme yang tinggi, semangat daya juang yang tinggi, dan rasa jujur serta tanggung jawab ynag sudah menjadi sebuah kewajiaban. Dan moral remaja pada saat ini akan jauh lebih baik lagi.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar